Unit 15: Shipwrecked Enroute to Rome
Kapal Karam Dalam Perjalanan ke Roma
Shipwrecked Enroute to Rome
Kapal Karam Dalam Perjalanan ke Roma
"I appeal to Caesar!"
"Saya mengajukan banding kepada Kaisar!"
said Paul, "And to Caesar you shall go!"
kata Paulus, "Menghadaplah kepada Kaisar!"
said Festus, for as a Roman citizen, that was Paul's right.
kata Festus karena sebagai warga negara Romawi, itulah hak Paulus.
Thus began his trip aboard a cargo ship to Rome, as prisoner.
Jadi, dimulailah perjalanannya di atas kapal barang menuju ke Roma sebagai seorang tawanan.
Suddenly a terrible gale swept from the highlands of Crete and caught the ship.
Tiba-tiba angin kencang bertiup dari dataran tinggi Kreta dan menjebak kapal itu.
The sailors had no time to wrench down the mainsail, and the ship was blown helplessly over the raging sea.
Para pelaut tidak sempat menggulung layar utama dan kapal itu terombang ambing di tengah laut ganas.
The storm showed no signs of abating, and eventually even the grain had to be thrown into the sea to lighten the ship.
Badai tidak terlihat akan mereda dan akhirnya persediaan jelai juga harus dibuang ke laut untuk meringankan kapal.
The crew bound cables beneath the ship so that it might not spring a leak.
Para awak mengikatkan tali di bagian bawah kapal supaya tidak terjadi kebocoran.
Thus day after day went by, and the crew and all the passengers gave up all hope of being saved.
Lalu hari-haripun berlalu dan para awak dan semua penumpang tidak berharap akan selamat.
Then it was that Paul came forward and speaking with a calm voice said:
Namun Paulus maju ke depan dan berkata dengan lembut:
"Sirs, you should not have left Crete, and suffered in this way.
"Tuan-tuan, kalian tidak seharusnya berlayar dari Kreta dan menderita seperti ini.
And now take courage, for there will be no destruction of life among you, but only of the ship.
Dan sekarang kumpulkanlah keberanianmu karena tidak seorangpun di antara kamu yang akan mati namun hanya kapal ini yang akan hancur.
For the angel of God, whose I am, and whom I serve, stood by me this night saying: ' Fear not, Paul;
Karena malaikat Tuhan, Allah yang kusembah, berdiri di hadapanku malam tadi dan berkata: "Jangan takut Paulus
you shall be brought before Caesar;
kamu akan dibawa menghadap Kaisar
and God has given you all those that sail with you.
dan Allah akan menyelamatkan mereka semua yang berlayar bersamamu.
Therefore, sirs, be of good cheer, for I believe God, that it shall be even as it was told me.
Oleh karena itu, tuan-tuan, gembiralah karena aku percaya Allah akan menepati firman-Nya kepadaku.
However, we must be cast upon a certain island."
Namun, kita harus mendamparkan kapal ini ke sebuah pulau".
At Paul's words the hopes of all aboard revived.
Perkataan Paulus membangkitkan harapan di atas kapal itu.
He took some bread, and in front of them all, gave thanks to God, broke it and began to eat.
Dia mengambil roti dan mengucap syukur di hadapan mereka, memecahkannya dan mulai makan.
It was on the fourteenth night that, the sailors began to suspect that the ship was nearing land.
Itu adalah malam yang keempat belas ketika para pelaut merasa bahwa kapal itu telah mendekati daratan.
They lowered four anchors from the stem to keep the ship's high prow facing land.
Mereka menurunkan empat jangkar dari lambung kapal untuk menjaga agar buritan kapal menghadap daratan.
There was nothing else to do except wait for daylight.
Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali menunggu datangnya pagi.
They spotted a bay ahead and decided to let the ship run aground there.
Mereka melihat sebuah teluk di depan dan memutuskan untuk mendaratkan kapal itu di sana.
"Kill the prisoners!"
"Bunuh para tawanan!"
said the soldiers.
kata para prajurit.
"We will answer with our lives if any of them escapes."
"Kita harus mengganti dengan nyawa kita jika mereka melarikan diri".
But the centurion wanted to save Paul and refused this, declaring that all who could should swim to the shore whilst the rest should use pieces of floating debris to support them.
Namun para pengawal hendak menyelamatkan Paulus dan menolaknya dan menegaskan bahwa semua yang bisa berenang harus berenang menuju daratan sementara sisanya menggunakan papan yang terapung supaya tidak tenggelam.
They cut off the anchors and hoisted the sail to catch the wind.
Mereka memotong jangkar dan menaikkan layar untuk mendapat angin.
Thereafter they made smooth sailing.
Sesudahnya mereka bisa berlayar dengan mulus.
But the ship ran on to a sandbank and stuck fast, while the stern broke to pieces in the stormy sea.
Namun kapal itu tersangkut tumpukan pasir dan tidak bisa bergerak sementara sisi kapal pecah di tengah badai.
Holding on to planks and broken pieces of wood from the ship everyone came safely ashore.
Berpegangan pada papan dan pecahan kayu dari kapal, semua orang mencapai daratan dengan selamat.
It was raining, but the friendly islanders told them that they had landed on Malta.
Saat itu hujan namun para penduduk yang ramah di pulau itu berkata bahwa mereka telah mendarat di Malta.