Unit 12: Plant Growth
Pertumbuhan Tanaman
Plant Growth
Pertumbuhan Tanaman
The growth of plants is a dynamic, integrated process that is expressed in the pattern of development of individual organs.
Pertumbuhan tanaman adalah proses yang dinamis, terpadu yang diwujudkan dalam pola pertumbuhan masing-masing bagian.
Early studies of plant tolerance to environmental stresses by Wood and Petrie were of the effects upon this pattern of the plant responses.
Penelitian awal mengenai toleransi tanaman atas tekanan lingkungan oleh Wood dan Petrie berbicara soal dampak dari tekanan itu terhadap pola tanggapan tanaman.
Wood initiated physiological studies of the ontogeny of the very tolerant Australian native flora and these were continued by other workers.
Wood memulai penelitian fisiologi ontogeni dari tumbuhan Asutralia yang paling toleran dan ini dilanjutkan oleh para peneliti lain.
Much of the earlier work was reviewed by Wood.
Banyak dari karya awal dikaji ulang oleh Wood.
He found that the morphological characters of the Australian xerophytic flora that he studied differed from mesophytic flora in much the same manner as did plant associations in other climatic regions.
Dia menemukan bahwa ciri morfologis dari tanaman xerofitik Australia yang ditelitinya berbeda dari tanaman mesofitik yang justru lebih mirip kelompok tanaman di wilayah dengan iklim berbeda.
But, the schlerophyll leaves of Australian xerophytes had a high degree of lignification as a result of a partial diversion of the normal carbohydrate flux, that resulted in an accumulation of tannins.
Namun dedaunan sklerofil dari tanaman xerofitik Australia memiliki tingkat pengerasan yang tinggi sebagai hasil dari pengalihan sebagian aliran karbohidrat normal yang menyebabkan penumpukan tanin.
In the tomentose succulent leaves of the and saltbush steppes the diversion was to pentosan formation.
Pada dedaunan yang ditutupi dengan rambut halus dan sejenis semak di stepa, pengalihan itu membentuk formasi pentosan.
This led to detailed biochemical studies of responses to water shortage and focussed attention on sulphur containing amino acids and protein metabolism by Wood.
Ini berujung pada penelitian biokimia mengenai tanggapan atas kekurangan air dan penelitian terpusat pada suflur yang mengandung asama mino dan metabolisme protein oleh Wood.
Levitt went further and studied sulphydryls as an important factor in frost hardiness.
Lavitt melangkah lebih jauh dan meneliti sulfidril sebagai bagian penting dalam proses pengerasan.
In these early studies Wood concluded that "Water does not exert an effect as such, that is, as a molecular species through its activity".
Di awal penelitiannya, Wood berkesimpulan bahwa "Air tidak memiliki pengaruh seperti itu yakni sebagai spesies molekular melalui kegiatannya".
However, that view has required modification, as will be pointed out here from the ontogenetic studies undertaken on a range of plant tolerances.
Meski demikian, pandangan itu telah diperbarui dan seperti yang akan diperlihatkan di sini dari penelitian ontogeni yang dilakukan pada serangkaian toleransi tanaman.
Previous volumes have described the many climatic changes to which agricultural plants have adapted to varying degrees in widely diverse regions,
Volume sebelumnya telah menerangkan berbagai perubahan iklim yang menghasilkan penyesuaian oleh tanaman pertanian pada berbagai tingkat di wilayah yang luas,
and have pointed to the anticipated trends in climate to which mankind is contributing and which will fundamentally affect the productivity of his agriculture.
dan telah merujuk kepada kecenderungan iklim yang sudah diperkirakan, yang dipengaruhi oleh manusia, dan akan berdampak besar pada produktivitas hasil pertaniannya.
Climatic change not only affects aerial environment but leaves its imprint upon the edaphic environment in which plants grow.
Perubahan iklim tidak hanya mempengaruhi lingkungan udara namun meninggalkan jejak pada lingkungan edafik dimana tanaman bertumbuh.
There are numerous examples: The aerial deposits of soil from the Gobi Desert now constitute the highly fertile loessial soils of China;
Ada banyak contoh: Cadangan udara di dalam tanah dari Gurun Gobi sekarang ini menjadi bagian dari lahan lusial yang subur di Cina.
The impoverished soils of Australia result from aeons of leaching during previous periods of higher rainfall;
Tanah Australia yang tidak subur disebabkan dari larutnya aeon pada masa sebelumnya yang ditandai oleh curah hujan yang lebih tinggi
The nutrient leached soils of the lush Amazon region lead to shallow rooted tropical vegetation;
Tanah yang kandungan gizinya telah melarut di daerah Amazon yang padat tanaman berujung pada tetumbuhan tropis yang berakar pendek.
The fertile river deltas of East China;
Delta subur di Timur Cina,
Thailand and the Nile River are the product of heavy rains in higher regions upstream;
Thailand dan Sungai Nil adalah hasil dari curah hujan lebat di daerah hulu sungai
and The cyclic salt of Australian soils results from thousands of years of wind borne sea spray deposited far inland from coastal regions.
dan garam siklik dari tanah Australia adalah hasil dari hembusan angin laut selama ribuan tahun yang tersimpan di daerah pedalaman yang jauh dari wilayah pantai.
These are but a few of the examples.
Ini hanyalah beberapa contoh.