Stage 2: Personal relationships Tahap 2: Hubungan pribadi

Unit 17: The Imperative

Kata Perintah

Pictured Words

Kata Benda Konkret

New Words

Kata-kata Baru

1. tray
1. nampan
2. cake
2. kue
3. pot
3. panci
4. kettle
4. teko
5. table
5. meja
6. oven
6. pemanggang
7. dog
7. anjing

8. early pot
8. panci zaman dahulu
9. today's pot
9. panci zaman sekarang
10. bag
10. tas, koper
11. handle
11. pegangan untuk tangan
12. lock
12. pengunci, gembok
13. leather
13. kulit

14. baby
14. bayi
1 cover
15. selimut
16. cows
16. sapi (jamak)

Nouns

Kata Benda

animal
binatang
cook
juru masak
experience
pengalaman
oil
minyak
attention
perhatian
care
perawatan, pemeliharaan
expert
ahli, pakar
pot
panci
baby
bayi
condition
keadaan
friend
kawan
reason
alasan
behaviour
prilaku
detail
rincian
harmony
keselarasan
request
permintaan
business
urusan
effect
dampak
loss
kerugian
smell
bau

Adjectives

Kata Sifat

complete - separate
lengkap - terpisah
normal
wajar
slow
perlahan
different
berbeda
quiet
sunyi, diam
responsible
bertanggung jawab
false
palsu
serious
sungguh-sungguh
tired
lelah

Sayings

Perkataan

The cook is putting her cakes on the table.

Juru masak itu sedang menyajikan kue di atas meja.

Meat is cooking in the pot.

Daging itu sedang dimasak di dalam panci.

Early pots were designed for standing in the fire.

Panci zaman dahulu dibuat untuk ditaruh di tengah api.

Big bags are necessary for a long journey.

Tas besar dibutuhkan untuk perjalanan jauh.

We put our coats on our backs, not in the bag.

Kami mengenakan mantel, tidak menyimpannya di dalam tas.

The baby is smiling and very happy.

Bayi itu tersenyum dan sangat gembira.

She can see cows outside the window.

Dia melihat banyak sapi di luar jendela.

Cows are animals that must have grass frequently .

Sapi adalah binatang yang harus sering diberi makan rumput.

The Imperative

Kata Perintah

In the two stories, "On a very hot day" and "The boy with the barley cakes and fish", our attention is got by giving orders.

Dalam dua kisah, "Pada hari yang sangat panas" dan "Anak lelaki dengan roti dan ikan", coba perhatikan cara memberi perintah.

These orders are called the imperative of the verb.

Perintah ini disebut bentuk perintah dari kata kerja.

Examples are

Contoh-contohnya adalah:

he gave orders and said: take up your son.

dia berpesan, katanya: bangunkan anak lelakimu.

send for her.

panggilah dia.

do not say what is false.

janganlah berbohong.

take him in to his mother.

bawa dia kepada ibunya.

send me one of the servants.

panggilkan salah seorang pelayan.

let the people be seated.

suruh orang-orang itu duduk

take up the broken bits which are over.

kumpulkan potongan roti yang tidak temakan.

The simple verb is used without any changes.

Kata kerja sederhana yang digunakan sama sekali tidak berubah bentuk.

This a way of giving force to the statement and giving it the sound of an order to the hearer.

Ini adalah cara memperkuat pernyataan dan membuatnya terkesan memerintah kepada para pendengar.

It may also be in the negative, as in the statement :

Bisa juga dalam bentuk negatif, seperti dalam pernyataan:

do not say what is false.

jangan berbohong.

The negatives of the above statements would have been:

Bentuk negatif dari beberapa pernyataan di atas adalah:

he gave orders for the woman and said: do not take up your son

dia berpesan, katanya, jangan bangunkan anak lelakimu.

do not send for her.

jangan panggil dia.

do not take him to his mother.

jangan bawa dia kepada ibunya.

do not send me one of the servants.

jangan panggilkan salah seorang pelayan.

do not let the people be seated.

jangan biarkan orang-orang itu duduk.

do not take up the broken bits which are over.

jangan kumpulkan potongan roti yang tidak termakan.

In these forms the words “do not” are used to change the sense from positive to negative.

dalam bentuk ini, kata "jangan (do not)" digunakan untuk mengubah pernyataan dari positif menjadi negatif.

The verb "let" is quite usually used to say soft orders:

Kata kerja "biarkan (let)" cukup lazim digunakan untuk menyatakan perintah yag lebih lunak:

let the people be seated.

biarkan orang-orang itu duduk.

It is still an imperative but it is a soft order.

Kalimat itu masih berupa perintah namun lebih lunak.

Some examples from the story would be:

Beberapa contoh dari cerita:

let the rest be for the needs of yourself and your sons.

biarlah sisanya untukmu dan anak-anak lelakimu.

let us make a little room on the wall.

marilah kita melubangi tembok itu.

let her be, for her soul is bitter in her.

biarkanlah dia, karena hatinya menjadi pahit.

The words "let us" only make a suggestion.

Kata "marilah (let us)" hanya berupa ajakan.

Two Sisters

Dua Saudara Perempuan

While they were on their way, he came to a certain town;

Ketika mereka dalam perjalanan, Dia menyinggahi sebuah kota.

and a woman named Martha took him into her house.

dan seorang perempuan bernama Marta mengundang Yesus ke rumahnya.

And she had a sister, by name Mary, who took her seat at the Lord's feet and gave attention to his words.

Dan dia memiliki seorang saudara perempuan, bernama Maria, yang duduk di dekat kaki Yesus dan mendengar perkataan-Nya.

But Martha had her hands full of the work of the house, and she came to him and said, Lord, is it nothing to you that my sister has let me do all the work?

Namun Marta sibuk dengan semua pekerjaan rumah tangga, dan mendekati Yesus dan berkata, Tuhan, mengapa Kaubiarkan saudara perempuanku tidak membantuku bekerja?

say to her that she is to give me some help.

suruhlah dia untuk membantuku.

But the Lord, answering, said to her, Martha, Martha, you are full of care and troubled about such a number of things: Little is needed, or even one thing only: for Mary has taken that good part, which will not be taken from her.

Namun jawab Tuhan kepadanya, Marta, Marta, kamu menyibukkan dirimu pada hal-hal semacam itu: hanya sedikit, bahkan hanya satu yang penting: dan Maria telah memilih bagian yang baik yang tidak akan diambil darinya.

Additional Reading

Bacaan Tambahan

The two sisters were Mary and Martha, and they had a brother.

Kedua saudara perempuan itu adalah Maria dan Marta, dan mereka memiliki seorang saudara lelaki.

His name was Lazarus.

Namanya adalah Lazarus.

You will have in mind that he was the one whom Jesus made to come back from the dead.

Anda akan segera teringat bahwa dia adalah orang yang dibangkitkan Yesus dari kematian.

Well, Jesus was going down to His own death at Jerusalem.

Namun Yesus sendiri sedang menuju kepada kematian-Nya di Yerusalem.

It says that in other parts of the story.

Ini disebutkan di bagian lain dari cerita itu.

So He was in effect making an attempt to get some peace and quiet in the house of His friends.

Jadi, sebenarnya Yesus sedang berusaha mencari kedamaian dan ketenangan di rumah para sahabat-Nya.

He was always with a great number of people.

Dia selalu berpergian bersama orang banyak.

Their desires and their needs always got His attention, so He was hardly ever left to Himself.

Kehendak dan kebutuhan mereka selalu diperhatikan-Nya sehingga Dia jarang memiliki waktu untuk diri sendiri.

This was one house where Jesus' friends were, and there He could feel in harmony in His relations with others.

Ini adalah rumah sahabat-Nya dan di sana Dia merasa damai dalam hubungan-Nya dengan orang lain.

Because they were His friends the two sisters had a strong desire to make Him feel very important.

Karena mereka adalah sahabat-Nya, kedua saudara perempuan itu sungguh-sungguh ingin membuat Yesus merasa penting.

But the girls were different.

Namun kedua perempuan itu berbeda.

One of them said to herself, He needs food, I must feed Him.

Satu di antara mereka berkata kepada dirinya sendiri, Dia butuh makan, saya harus menyediakan makanan.

The other girl said to herself, He is tired, I must let Him talk.

Perempuan yang lain berkata kepada dirinya sendiri, Dia lelah, saya harus mengizinkan-Nya bicara.

They had a different way of doing things.

Mereka berdua bertindak berbeda.

It was natural that Mary should sit and give attention.

Adalah wajar jika Maria seharusnya duduk dan memperhatikan.

We are told in another story that this was the Mary whom Jesus made free of seven devils.

Dikisahkan di cerita lain bahwa ini adalah Maria yang Yesus selamatkan dari tujuh roh jahat.

She was also the Mary who put sweet smelling oil on his feet.

Dia juga adalah Maria yang menyeka kaki Yesus dengan minyak wangi.

She was a serious and sensitive person.

Dia adalah perempuan yang sungguh-sungguh dan berperasaan halus.

She had a feeling for his need for peace and quiet, so she gave attention to those needs.

Dia merasakan kebutuhan Yesus akan kedamaian dan ketenangan, jadi dia memperhatikan kebutuhan itu.

Martha, on the other hand, was a good woman in the house.

Marta, sebaliknya, adalah perempuan yang cekatan soal rumah tangga.

It seemed to her that Jesus would need a big meal, so he would have the feeling of being looked after.

Dia melihat bahwa Yesus harus dijamu secara istimewa sehingga Dia merasa diperhatikan.

Now, it was a big business to get a Jewish meal.

Diperlukan usaha yang besar untuk mempersiapkan jamuan ala Yahudi.

Pots had to be washed a certain way, religious ways had to be given every attention.

Panci harus dicuci menurut aturan tertentu, harus diperhatikan pula pantangan keagamaan.

Food had to be of a special nature and special care had to be taken with the washing of the hands.

Makanan harus berasal dari bahan pangan tertentu dan tangan juga harus dicuci secara benar.

So we can see why Martha got the idea that her sister was not being responsible.

Jadi, bisa kita lihat kenapa Marta mendapat kesan bahwa saudara perempuannya tidak bertanggung jawab.

Now-a-days we would say she was not doing her part.

Dewasa ini, kita sebut dia tidak melakukan apa yang menjadi tugasnya.

Or so it seemed to Martha.

Atau setidaknya itulah anggapan Marta.

But, we see that both girls had their own way of behaviour when they put Jesus' needs first.

Namun kita lihat bahwa kedua perempuan ini bertindak berbeda ketika hendak mendahulukan kebutuhan Yesus.

They were persons of a different nature.

Mereka adalah orang dengan sifat berbeda.

The one thing Jesus had in mind, though, was to have the experience of a happy time with His friends.

Satu hal yang ada di benak Yesus adalah untuk melewatkan waktu yang menyenangkan bersama para sahabat-Nya.

He did not put any value on every detail.

Dia tidak memperhatikan semua rincian.

He had a different kind of help in mind.

Dia mengharapkan jenis pertolongan yang berbeda.

He came to their house for the experience of friendship and love.

Dia datang ke rumah mereka atas dasar persahabatan dan kasih.

As he said Himself, Little is needed and Mary has taken that good part.

Dia jelas berkata, Hanya sedikit yang dibutuhkan dan Maria telah mengambil bagian yang baik.

Helpful Notes

Catatan Penolong

gave attention
memperhatikan
the act of having thought for another.
tindakan memikirkan orang lain.
harmony
keselarasan
pleasant relations with others.
hunbungan yang baik dengan orang lain.
seven devils
tujuh roh jahat
a serious condition of a person's self control.
keadaan kesurupan.
religious rites
ritual keagamaan
the accepted ways of religion.
cara-cara yang dianut dari agama tertentu.
Now-a-days
dewasa ini
at this time.
saat ini.
experience
mengalami
the position one is in.
hal yang dirasakan sesorang saat itu.